KARAKTERISTIK KONSEP DASAR IPS



    Ruang lingkup IPS  tidak lain adalah kehidupan sosial manusia dimasyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apa pun yang kita pelajari, bersumber dari masyarakat.
    Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan, serta mengembangkan sikap moral yang di butuhkan agar peserta didik menjadi warga masyarahat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri meupun orang lain.
    Aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengethuan Sosial (memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan kerakeristik IPS sendiri. Nu'man Somantri, yang dikutip oleh daljoeni(1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai experimen. Adapun ciri-ciri yang kedapatan di dalamnya memuat rincian sebagai berikut:
a.Bahan pembelajaranya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah sosial dekat, keterampilan berfikir (khususnya tentang menyelidiki sesuatu), serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam.
b.Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
c.Organisasi studi IPS akan bervariasi dari susunan yang intergreted (terpadu), correlated (berhubungan) sampai yang seperated (terpisah).
d.Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewargaan negara, fungsional, humanistis, sampai yang sruktural.
e.Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboraturium demokrasi
f.Evaluasinya tak hanya mencakup aspek-aspek kongnitif, efektif, dan psikomotor saja, tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut democratic quontient dan citizenship quotient.
g.Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainya akan melengkapi program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya akan mempelajarannya.

    Pemilihan atau seleksi konsep-konsep ilmu-ilmu sosial guna mengembangkan materi pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah mudah, namun harus didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang dikemukakan oleh Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut antara, lain berikut ini:
a.Keperluan
Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalam memahami “dunia”sekitarnya. Oleh sebab itu, lingkungan hidup yang berbeda memerlukan konsep yang belainan pula.
b.Ketepatan
Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberi peluang bagi penafsiran yang salah (salah konsep).
c.Mudah dipelajari
Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah. Fakta dan contohnya harus terdapat dilingkungan hidup peserta didik serta sudah dikenal oleh para peserta didik tersebut.
d.Kegunaan
Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia umumnya serta masyarakat lingkungan dimana ia hidup bersama dalam keluarga serta masyarakat terdekat pada khususnya.
   
    Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus-menerus sesuai dangan keterlaksanaan proses pembelajaranya. Evaluasi semacam ini merupakan barometer proses pengecekan apakah yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik dan seberapa besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Apakah target yang telah ditetapkan atau kompetisi yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai. Evaluasi semacam ini biasa kita sebut evaluasi formatif, sedangkan evaluasi yang merupakan evaluasi kulminasi tadi, merupakan penilaian keberhasilan dari seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran atau biasa kita sebut dengan evaluasi sumatif.  


0 komentar: