Sempat Menangis
CAPE TOWN, KOMPAS.com - Keamanan masih menjadi perhatian khusus selama Piala Dunia 2010. Kekhawatiran akan terjadi kericuhan atau serangan teroris terus bertahan. Bahkan, karena tekanan publik internasional soal keamanan, Sekretaris Jendral FIFA, Jerome Valcke, semat stres dan hampir menangis. Itu terutama setelah terjadi penyerangan bersenjata kepada Timnas Togo di Piala Afrika, Januari lalu. Meski turnamen itu digelar di Angola, namun kekhawatiran besar muncul di Afsel yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Menurut Komisioner Polisi Afrika Selatan (Afsel), Bheki Cele, dia juga langsung diundang Jerome Valcke untuk bertemu, setelah terjadi insiden di Angola itu. "Kami sempat tersinggung karena dipanggil seperti anak sekolah. Tapi, memahami keseriusan soal keamanan Piala Dunia, kami berkumpul dan menemui Sekjen FIFA di Bandara OR Tambo, Johannseburg," tuturnya. "Jerome Valcke hampir menangis, sebab ada tekanan berat kepadanya. Publik internasional mendesak agar Piala Dunia di Afsel dibatalkan dan dipindah ke negara lain," ungkap Cele. Apalagi, keamanan di Afsel saat ini sedang memburuk, setelah terbunuhnya pemimpin supremacist kulit putih, Eugene Terreblanche, 3 April lalu. Ini menimbulkan suasana menegang. Kamis (6/5/2010), Kementerian Polisi Afsel mengumumkan, pihaknya telah melakukan operasi. Mereka telah menangkap beberapa anggota sayap kanan dan menyita senjatanya. Juru bicara untuk Menteri Polisi Nathi Mthethwa mengatakan, polisi telah melakukan menggerebekan di Pretoria dan Western Cape. Mereka menyita senjata dan amunisi ilegal. Menurut juru bicara itu, mereka yang ditangkap punya hubungan kuat dengan kelompok sayap kanan. Namun, Mthethwa sudah menegaskan, pihaknya siap melakukan pengamanan selama Piala Dunia. "Kesiapan kami dari segi personil sampau perlengkapan negara, termasuk teknologi komunikasi, dan kerja sama dengan agen keamanan dari 31 negara peserta," tegas Mthethwa. (AP)
Sumber : http://bola.kompas.com/read/xml/2010/05/08/04064482/Ditekan..Sekjen.FIFA.Hampir.Menangis-4
0 komentar:
Post a Comment