Banjir di Sulsel

 Banjir di Sulsel Isolasi Ribuan KK


Sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam banjir dalam dua hari terakhir, Sabtu (8/5) hingga Minggu (9/5).

Daerah yang paling parah terkena dampak bencana tersebut adalah Bone, Pinrang, dan Bulukumba. Sejumlah jembatan di ketiga daerah tersebut putus disapu arus air.
Di Bone dilaporkan sekitar 1.000 kepala keluarga (KK) terisolir di 20 dusun di dua kecamatan pusat kota Watampone juga terendam.
Sedangkan di Pinrang, dua desa yakni Desa Salipolo di Kecamatan Cempa dan Desa Bababinga di Kecamatan Duampanua juga direndam banjir akibat luapan Sungai Saddang yang berasal dari wilayah pengunungan Kabupaten Enrekang serta jebolnya tanggul Salipolo hingga 400 meter lebih.
Sementara di Takalar, sejumlah desa juga dilaporkan terisolasi karana jembatan yang menghubungan ke ibu kota kecamatan tak bisa dilalui.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulsel, Mappagio, yang dikonfirmasi tadi malam mengaku sudah menerima laporan dari masing-masin daerah.
"Tapi laporannya masih lisan dan laporan tertulis masih sementara disusun. Kami belum bisa menaksir besar kerugian meterial. Tapi sampai saat ini tidak dilaporkan adanya korban jiwa," kata mantan Kepala Dinas Sosial Sulsel ini.
Dihubungi terpisah, Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Sujarwo, menyebutkan.
di masa tansisi musim seperti sekarang, cuaca sangat cepat berubah.
Dari pantauan BMKG, ada 19 kabupaten/kota di Sulsel yang masih berpotensi turun hujan di daerah tersebut (lihat, Waspadai Angind dan Petir)
Bone
Sebagian besar wilayah Bone diguyur hujan mulai Sabtu tengah malam hingga Minggu pagi. Sejumlah ruas jalan di Kecamatan Tanete Riattang Timur juga tidak bisa dilewati kendaraan karena digenagi air banjir.
Lurah Bajoe, Amrullah, mengatakan di Kelurahan Bajoe, wilayah yang paling parah terkena banjir adalah di Lingkungan Rompe. Banjir bahkan menggenangi sejumlah gedung sekolah.
Sebagian warga terpaksa mengungsi keluar rumah saat ketinggian air dalam rumah sudah mencapai satu meter. Mereka khawatir air bertambah naik yang membuat mereka sulit keluar rumah dan terjebak di dalam.
"Makanya kami keluar karena air sudah masuk dari tadi," kata Simma, salah seorang warga. Air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 04.00 wita. Puluhan kendaraan baik roda empat maupun roda dua juga ikut rusak akibat terendam banjir.
Darlin, warga lainnya menduga, cepatnya air tergenang saat hujan dengan intensitas tinggi karena sistem drainase yang belum memadai. "Mungkin ukurannya yang terlalu sempit," katanya.
Jembatan Ambruk
Banjir di Bone juga mengakibatkan jembatan ambruk di Desa Tellu Boccoe, Kecamatan Mare. Akibatnya empat desa di Mare terisolir.
Jembatan ambruk secara tiba-tiba dan sebagian jembatan tersapu oleh arus banjir. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Akibatnya ribuan warga di empat desa yang sering menggunakan jembatan tersebut, terancam terisolir.
Empat desa tersebut adalah Desa Cege, Desa Sumaling, Desa Data dan Desa Mattampa Walie.Salah seorang warga, Musakkir, mengatakan bahwa banjir di daerah tersebut juga merusak sejumlah tambak milik warga.
Warga dari empat desa yang terisolir berupaya ke kota kecamatan dengan menyeberangi sungai menggunakan perahu. Mereka berharap pemkab segera memperbaiki jembatan tersebut agar aktivitas warga dapat normal kembali.
Terjangan banjir juga mengakibatkan banyak ternak ikut hanyut di sungai Bakke Aju. Namun masyarakat masih sempat menyelamatkan ternaknya dengan cepat, termasuk sapi dan kambing. Ditaksir, banjir ini membuat warga mengalami kerugian miliaran rupiah.
Banjir yang terjadi kemarin di Bone adalah yang kedua kalinya dalam pekan ini. Senin (3/5) lalu, ratusan rumah di daerah Kelurahan Unyi dan Kelurahan Uloe Kecamatan Dua Boccoe juga terendam banjir.
Selain rumah warga, tiga gedung sekolah dasar juga tergenangi banjir. Banjir timbul akibat meluapnya aliran air dari Sungai Unyi.
Pinrang
Informasi yang diperoleh Tribun, sedikitnya 400 rumah warga terendam banjir dari dua desa tersebut. Menurut Kepala Desa Bababinanga, Abd Waris, ketinggian air mencapai paha orang dewasa atau sekitar satu meter.
"Puluhan warga yang berada di sekitar sungai juga mengungsi ke tempat yang aman atau lebih tinggi. Akibat musibah ini juga, ratusan hektar tambak dan perkebunan jagung warga rusak terendam air," katanya kepada wartawan.
Kemarin, penghuni delapan rumah warga di Desa Baba Binanga kembali dievakuasi dan mengungsi dari lokasi banjir. Sementara warga lainnya, ada yang lebih dulu mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari banjir atau ke tempat tinggal keluarganya di luar dua desa tersebut.
Belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Pinrang. Namun, informasi yang diperoleh Tribun, bantuan dari pemkab sudah mulai disalurkan ke dua desa tersebut sejak Sabtu.
Nomor ponsel Kabag Humas Pemkab Pinrang Moch Zainal Hafid tidak aktif saat dihubungi. Namun, kabarnya Bupati Pinrang A Aslam Patonangi dan beberapa pejabat terkait akan turun langsung meninjau lokasi banjir hari ini, Senin (10/5).



Musibah banjir kali ini cukup parah karena akses jalan antar dua desa tersebut terpotong karena jembatan penghubung dua desa tersebutikut hanyut terbawah arus banjir.
Warga Desa Bababinanga pun terisolasi. "Hanya ada satu akses jalan yang bisa dilalui, tetapi itu harus melalui Pekkabata dan jaraknya cukup jauh serta harus dua kali dua menyebarang sungai menggunakan perahu," sebut Waris.
Bulukumba
Pasar Tana Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, juga terendam banjir. Banjir kali itu, tidak hanya di Kota Bulukumba namun juga terjadi di beberapa kecamatan di daerah tersebut seperti di Tana Beru, Bonto Bahari, dan Kecamatan Ujung Loe.
Dilaporkan oleh warga setempat bahwa musibah banjir terjadi sejak Sabtu pagi dan menggenangi sejumlah permukiman warga dan Pasar Tanah Beru.
"Warga kaget dan panik karena tiba-tiba air mengalir dari luapan Sungai Bampang dan memasuki wilayah pasar," kata M Asri Yusuf, warga setempat.
Akibat dari banjir tersebut sejumlah rumah penduduk terendam. Demikian pula dengan kios-kios pedagang ikut terendam. Puluhan hektar tambak juga terendam di Ujung Loe
Luapan Sungai Balantieng dan Sungai Ujung Loe dengan mudah menyapu perkampungan karena tidak adanya tanggul penahan banjir.
Pemkab Bulukumba akan melakukan tanggap darurat jika kondisi cuaca semakin memburuk "Bila diperlukan Pemkab Bulukumba akan melakukan antisipasi tanggap darurat terutama mengantisipasi kebutuhan makanan bagi yang warga yang kesulitan ," kata Humas Pemkab Bulukumba, Daud Kahal, kemarin.
Sedangkan Dinas sosial dan Tenaga Kerja (Disostektrans) telah turun ke lokasi dan sementara menunggu laporan dari camat Bonto Bahari data inventarisasi kerugian warga.
Peringatan Sinjai
Sementara itu, Kantor Pengendalian Dampak Alam dan Lingkungan (Kapedaltam) Sinjai secara resmi memberikan peringatan kepada warga, untuk waspada terhadap bencana banjir dan tanah longsor.
Kapedaltam mencatat, musim hujan mulai terjadi pada bulan Januari, dan puncaknya diperkirakan terjadi pada Juni mendatang yang berpotensi menimbulkan banjir serta longsor.
Untuk potensi banjir terdapat pada dua kecamatan yakni Sinjai Utara dan Sinjai Timur, sementara potensi longsor pada daerah yang terdapat pada empat kecamatan yakni di Desa Gantarang Kecamatan Sinjai Barat, Desa Kompang Sinjai Tengah, Desa Bonto Katute Kecamatan Sinjai Borong, Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellu Limpoe, Desa Tompo Bulu Bulupoddo.
Kepala Kapedaltam Sinjai, Andi Mulawangsa Mappakalu, mengatakan, di Kecamatan Sinjai Tengah, yakni perbatasan Kecamatan Sinjai Tengah dan Barat, merupakan daerah paling rawan di Sulsel.
Pihaknya mengimbau agar warga bisa mengungsi ketempat yang lebih aman, pasalnya pada saat itu curah hujan sangat tinggi pada bulan Juni nanti akan memicu terjadinya gerakan lempengan tanah di wilayah Sinjai.
"Selain itu potensi banjir bandang juga harus diwaspadai, berdasarkan teori jika sering terjadi longsor, maka endapan longsor akan membentuk bendungan sementara, sehingga jika curah hujan tinggi bendungan sementara itu akan jebol hingga menyebabkan banjir bandang," katanya. (cr5/rip/ans/axa/ute)

sumber berita : http://www.tribun-timur.com/read/artikel/102500/Banjir-di-Sulsel-Isolasi-Ribuan-KK

0 komentar: