4 Tewas karena Banjir
TRENGGALEK - Dua hari hujan deras mengakibatkan 19 desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terendam banjir. Bukan itu saja, sedikitnya 14 rumah dan sembilan jembatan putus karena banjir tersebut. Empat warga ditemukan tewas setelah terseret air bercampur lumpur itu.
Desa-desa yang terendam banjir tersebut, antara lain, Desa Ngares, Sumberdadi, dan Rejowinangun di Kecamatan Trenggalek; Desa Gembleb, Bendorejo, Ngulan Wetan, dan Wonocoyo di Kecamatan Pogalan; serta Desa Ngrayung dan Karangrejo di Kecamatan Gandusari.
Banjir juga melanda Desa Pandean di Kecamatan Durenan; Desa Munjungan, Karangturi, Masaran, Bendoroto, Tawing, Ngulung Wetan, Ngulung Kulon, serta Desa Craken di Kecamatan Munjungan; dan Desa Srabah di Kacematan Bendungan.
Banjir juga merendam 385 rumah yang dihuni 3.013 warga di berbagai desa. Kerugian karena rusaknya infrastruktur diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Hingga kemarin, pendataan akibat banjir tahunan itu masih dilakukan. Sangat mungkin jumlah infrastruktur yang rusak bertambah.
Hujan yang melanda Trenggalek dalam dua hari terakhir memang berlangsung lama dengan volume di atas rata-rata. Akibatnya, di sejumlah kawasan, genangan air mencapai 0,5 meter. Bahkan di beberapa titik mencapai satu meter. Karena itu, air pun sampai masuk ke rumah-rumah penduduk dan memutus sejumlah jembatan.
Di Desa Srabah, tiga rumah roboh. Begitu pula di Desa Gembleb, beberapa rumah terseret arus. Di Kecamatan Kampak dan Munjungan, masing-masing empat jembatan putus. Sementara itu, satu jembatan lainnya di Gembleb bernasib sama. Akibatnya, beberapa jalur lalu lintas antar kecamatan lumpuh.
''Total sudah sembilan jembatan putus. Mungkin masih ada lagi,'' kata Bupati Trenggalek Soeharto saat sidak di Desa Gembleb kemarin siang.
Akibat putusnya jembatan di Kecamatan Munjungan, empat desa terisolasi. Yaitu, Desa Craken, Ngulung Wetan, Ngulung Kulon, dan Sobo. Sore kemarin, warga membuat jembatan darurat dari pohon kelapa untuk jalan ke luar desa.
Sementara itu, empat warga Desa Gembleb yang terseret arus banjir kemarin ditemukan dalam kondisi sudah meninggal. Empat korban itu adalah Muji, Tambir, Siti, dan Ropiah. Muji, 85, ditemukan tidak jauh dari rumahnya sekitar pukul 24.00, Rabu (5/5).
Tambir ditemukan kemarin pukul 06.15. Mayatnya sempat tertimbun reruntuhan bangunan di teras rumah milik Jadi. Kemarin, empat korban tewas tersebut dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. (tin/her/tri/jpnn/c5/ari)
Desa-desa yang terendam banjir tersebut, antara lain, Desa Ngares, Sumberdadi, dan Rejowinangun di Kecamatan Trenggalek; Desa Gembleb, Bendorejo, Ngulan Wetan, dan Wonocoyo di Kecamatan Pogalan; serta Desa Ngrayung dan Karangrejo di Kecamatan Gandusari.
Banjir juga melanda Desa Pandean di Kecamatan Durenan; Desa Munjungan, Karangturi, Masaran, Bendoroto, Tawing, Ngulung Wetan, Ngulung Kulon, serta Desa Craken di Kecamatan Munjungan; dan Desa Srabah di Kacematan Bendungan.
Banjir juga merendam 385 rumah yang dihuni 3.013 warga di berbagai desa. Kerugian karena rusaknya infrastruktur diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Hingga kemarin, pendataan akibat banjir tahunan itu masih dilakukan. Sangat mungkin jumlah infrastruktur yang rusak bertambah.
Hujan yang melanda Trenggalek dalam dua hari terakhir memang berlangsung lama dengan volume di atas rata-rata. Akibatnya, di sejumlah kawasan, genangan air mencapai 0,5 meter. Bahkan di beberapa titik mencapai satu meter. Karena itu, air pun sampai masuk ke rumah-rumah penduduk dan memutus sejumlah jembatan.
Di Desa Srabah, tiga rumah roboh. Begitu pula di Desa Gembleb, beberapa rumah terseret arus. Di Kecamatan Kampak dan Munjungan, masing-masing empat jembatan putus. Sementara itu, satu jembatan lainnya di Gembleb bernasib sama. Akibatnya, beberapa jalur lalu lintas antar kecamatan lumpuh.
''Total sudah sembilan jembatan putus. Mungkin masih ada lagi,'' kata Bupati Trenggalek Soeharto saat sidak di Desa Gembleb kemarin siang.
Akibat putusnya jembatan di Kecamatan Munjungan, empat desa terisolasi. Yaitu, Desa Craken, Ngulung Wetan, Ngulung Kulon, dan Sobo. Sore kemarin, warga membuat jembatan darurat dari pohon kelapa untuk jalan ke luar desa.
Sementara itu, empat warga Desa Gembleb yang terseret arus banjir kemarin ditemukan dalam kondisi sudah meninggal. Empat korban itu adalah Muji, Tambir, Siti, dan Ropiah. Muji, 85, ditemukan tidak jauh dari rumahnya sekitar pukul 24.00, Rabu (5/5).
Tambir ditemukan kemarin pukul 06.15. Mayatnya sempat tertimbun reruntuhan bangunan di teras rumah milik Jadi. Kemarin, empat korban tewas tersebut dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. (tin/her/tri/jpnn/c5/ari)
Sumber : http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=showpage&kat=3
Next Update Post Indonesia Furniture Handicraft Wholesale Marketplace
0 komentar:
Post a Comment