Farmakologi Secara Umum dan Peranan Apoteker
Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang obat dengan segala aspeknya (sifat kimiawi, fisika, fisiologi, resorpsi hingga “nasib” obat dalam tubuh). Pengetahuan khusus tentang interaksi obat dengan tubuh manusia disebut Farmakologi Klinis.
Sebenarnya Farmakologi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Farmakognosi
Pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman, mineral dan hewan beserta zat aktifnya.
2. Biofarmasi
Bidang yang mempelajari pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya (khasiat)
3. Farmakokinetika
Bidang khusus untuk meneliti “perjalanan” obat dalam tubuh.
Obat berkhasiat keras adalah bahan-bahan yang berkhasiat seperti obat biasa (menyembuhkan, mencegah, mematikan kuman dll) namun juga berbahaya jika penggunaannya tidak diawasi. Seperti keris bermata dua. Ups! Pisau bermata dua maksudnya
Obat berkhasiat keras ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Daftar G (Daftar Obat Keras)
Obat yang termasuk dalam Daftar G hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dari dokter. Obat ini boleh diulang tanpa menyertakan resep baru
Obat merupakan segala bentuk zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya.
Di masa lalu (sampai sekarang ), kebanyakan obat berasal dari tanaman. Orang purba mengobati penyakit dari cara coba-mencoba. Istilah kerennya sih “empiris”. Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional Jamu.
Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun /.
Peranan Apoteker di Farmasi Komunitas
Apoteker. Benar, orang yang dipandang mengetahui banyak tentang obat dan telah ter-sertifikasi disebut apoteker. Layaknya title dokter (dr.), apoteker juga merupakan sebuah profesi. Profesi berasal dari kata Profesional.
Mengapa apoteker bisa disebut profesional?
Hal tersebut tidak terlepas dari peran dan bidang yang digeluti serta tanggung jawab-nya. Untuk Peranan Apoteker di Farmasi Komunitas di antaranya meliputi:
1.Tanggung jawab pada obat yang tertulis pada resep
Saat ini, pelayanan yang paling utama dari peran apoteker adalah informasi tentang obat yang sering kali diperlukan dan dibutuhkan oleh pasien.
Untuk memberikan informasi yang benar tentang obat, seorang apoteker harus selalu berada di TKP (Tempat Kegiatan Penjualan & Pelayanan ). Di samping itu juga harus mengetahui tentang: Read more..>>
Peran Apoteker (seharusnya) - Bag.1
Sudah sering dalam perkuliahan farmasi “terdengar” kalimat bahwa “Apoteker masa kini berorientasi pada pasien“. Apa yang dapat diambil dari pernyataan tersebut? “Masa kini” yang seperti apa? Abad ke-20? Ke-21? Sekarang? Atau hanya sebuah wacana pendidikan yang harus dihapal dan saat menuliskan kembali ketika ujian memperoleh nilai A?
Memang tidak 100% apoteker di Indonesia “melenceng” dari peran yang seharusnya mereka lakukan, tapi mengapa tidak 100%? Oleh sebab itu, pernah suatu ketika seorang apoteker ditanya, “mengapa tidak mendaftar menjadi PNS atau perusahaan?” dia menjawab dengan bijaksana dengan “aroma” ideologi yang sangat kentara, “karena Saya tidak ingin terikat. Jika Saya terikat dengan suatu lembaga, Saya akan sulit menentukan kebijakan untuk pasien karena Saya harus mendahulukan kepentingan lembaga dan (terkadang) mengesampingkan kebutuhan utama pasien”.
Apoteker. Benar, orang yang dipandang mengetahui banyak tentang obat dan telah ter-sertifikasi disebut apoteker. Layaknya title dokter (dr.), apoteker juga merupakan sebuah profesi. Profesi berasal dari kata Profesional.
Mengapa apoteker bisa disebut profesional?
Hal tersebut tidak terlepas dari peran dan bidang yang digeluti serta tanggung jawab-nya. Untuk Peranan Apoteker di Farmasi Komunitas di antaranya meliputi:
1.Tanggung jawab pada obat yang tertulis pada resep
Saat ini, pelayanan yang paling utama dari peran apoteker adalah informasi tentang obat yang sering kali diperlukan dan dibutuhkan oleh pasien.
Untuk memberikan informasi yang benar tentang obat, seorang apoteker harus selalu berada di TKP (Tempat Kegiatan Penjualan & Pelayanan ). Di samping itu juga harus mengetahui tentang: Read more..>>
Peran Apoteker (seharusnya) - Bag.1
Sudah sering dalam perkuliahan farmasi “terdengar” kalimat bahwa “Apoteker masa kini berorientasi pada pasien“. Apa yang dapat diambil dari pernyataan tersebut? “Masa kini” yang seperti apa? Abad ke-20? Ke-21? Sekarang? Atau hanya sebuah wacana pendidikan yang harus dihapal dan saat menuliskan kembali ketika ujian memperoleh nilai A?
Memang tidak 100% apoteker di Indonesia “melenceng” dari peran yang seharusnya mereka lakukan, tapi mengapa tidak 100%? Oleh sebab itu, pernah suatu ketika seorang apoteker ditanya, “mengapa tidak mendaftar menjadi PNS atau perusahaan?” dia menjawab dengan bijaksana dengan “aroma” ideologi yang sangat kentara, “karena Saya tidak ingin terikat. Jika Saya terikat dengan suatu lembaga, Saya akan sulit menentukan kebijakan untuk pasien karena Saya harus mendahulukan kepentingan lembaga dan (terkadang) mengesampingkan kebutuhan utama pasien”.
Sumber http://farmasi.dikti.net
Next Update Post Indonesia Furniture Handicraft Wholesale Marketplace
0 komentar:
Post a Comment