Berburu Jamur Pelawan
Seiring melonjaknya harga jual jamur pelawan di Pasar Pembangunan Kota Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel) hingga Rp700 ribu per kilogram membuat sebagian besar warga Desa Pangkalbuluh Kabupaten Bangka Selatan pergi ke hutan untuk mencari jamur pelawan tersebut.
Koba, Bangka Tengah, 22/7 (Antara/FINROLL News) - Seiring melonjaknya harga jual jamur pelawan di Pasar Pembangunan Kota Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel) hingga Rp700 ribu per kilogram membuat sebagian besar warga Desa Pangkalbuluh Kabupaten Bangka Selatan pergi ke hutan untuk mencari jamur pelawan tersebut.
"Sudah dua minggu terakhir ini saya pergi ke hutan untuk mencari jamur pelawan karena saat ini harganya cukup menggiurkan," ujar Arman, warga Desa Pangkalbuluh di Pangkalbuluh, Rabu.
Ia mengatakan, bersama dengan warga desa lainnya, sejak pagi hari dirinya telah berangkat menuju ke hutan untuk berburu jamur pelawan tersebut yang biasanya tumbuh di sekitar badan pohon pelawan.
"Kami berangkat pagi sekali dan pulang pada siang hari untuk istirahat makan kemudian kembali berburu setelah makan siang," katanya.
Menurut dia, untuk mencari jamur pelawan tersebut sedikit susah dibandingkan dengan mencari jenis jamur yang lainnya karena tidak semua badan pohon pelawan ditumbuhi jamur pelawan.
"Mencarinya untung-untungan kalau nasib baik pasti ketemu," katanya.
Ia mengatakan, bila beruntung dalam satu hari dirinya dapat memperoleh sekitar dua sampai tiga kilogram jamur pelawan namun terkadang sering kali pencarian ke hutan tidak mendapatkan hasil apa-apa.
"Terkadang dapat dua sampai tiga kilo jamur pelawan namun terkadang juga tidak dapat," katanya.
Ia mengatakan, naiknya harga jual jamur pelawan dewasa ini sedikit membawa angin segar bagi perekonomian keluarganya seiring belum membaiknya harga jual dari berbagai komoditi seperti timah, lada, karet dan sawit.
"Hanya saja jamur pelawan ini musiman, terkadang mudah ditemukan terkadang juga sulit," katanya.
Sumber : http://www.madubangka.co.cc/2010/01/liputan-media-kapanlagicom.html
0 komentar:
Post a Comment